top of page

Rumah lampung adalah sebuah rumah dengan konsep modern tropis yang berada di kota Tanjung Karang, Bandar Lampung. Pada awalnya, client menginginkan sebuah rumah yang dapat ditinggali oleh keluarganya dengan nyaman namun disisi lain terdapat beberapa kamar yang bisa disewakan.

 

Akhirnya, kami memutuskan untuk memisahkan kedua zona tersebut namun tetap saling berhubungan satu sama lain. Area keluarga berada di bagian depan sedangkan area sewa di bagian belakang. Kami sengaja tidak membuat pintu masuk utama di bagian depan melainkan di belakang rumah agar pemilik rumah tetap bisa memantau keberadaan tamu yang berkunjung ke tempatnya. Di bagian belakang jug kami sediakan ruang terbuka yang cukup luas mengingat client kerap mengadakan acara keluarga yang cukup besar sehingga membutuhkan tempat untuk mengakomodasi kegiatan tersebut. Untu material, kami memilih bata yang kemudian di cat dengan warna putih. Selain cocok untuk daerah tropis, bata juga dianggap dapat menekan biaya pembangunan.

 

Principal Designer

 

Hifzani Zweardo

Elbert Chayadi

Ignatius Christianto

 

LAMPUNG HOUSE

Bandar Lampung

Lampung

Indonesia

2014

The exile house merupakan sebuah rumah di Jatinangor, Bandung, Indonesia yang di design untuk seseorang yang photographer profesional. Pada dasarnya. Rumah ini bukanlah rumah inti dari klien melainkan rumah persinggahan ketika beliau membutuhkan tempat untuk mencari inspirasi. 

 

Site terletak ditengah-tengah hamparan pepohon bambu, bersuhu cukup dingin dan berbukit-bukit. Konsep dari rumah ini adalah sebuah rumah yang mempunya ekspresi ruang yang berbeda-beda satu sama lain. Akhirnya, rumah ini dipecah menjadi beberapa masa bangunan yang terhubung dengan jembatan yang terbuat dari kaca. Terdapat satu ruamg yang diletakkan di paling tinggi diantara lainnya agar dapat melihat susunan pepohonan bambu dari atas dengan nama ruang inspirasi.

 

 

 

 

 

THE EXILE HOUSE

Jatinangor

Jawa Barat

Indonesia

2011

Monorail adalah sebuah transportasi yang sedang dikembangkan di indonesia. Oleh karenanya, design dari stasiun mororail tersebut menjadi penting. Panasnya cuaca di Indonesia membuat sirkulasi udara yang baik dari sebuah ruang perlu dipikirkan dengan baik sehingga tidak kehadiran pendingin udara tidak diperlukan.  Dari pemikiran sederhana inilah proses design Breathing Skin Monorail Station pun dimulai.

 

Ide awal dari bangunan ini adalah menciptakan sebuah skin yang dapat membuat angin dapan masuk ke dalam ruangan sebanyak mungkin, namun tetap mementingkan segi estetikanya. Akhirnya, lubang-lubang dengan berbagai ukuran pun dipilih untuk menjadi elemen desain dari kulit tersebut. Dengan keberadan lubang-lubang itu membuat kulit mempunyai banyak celah udara sebagai jalan untuk angina dapat masuk ke dalam ruangan. Agar menjadi lebih menarik, lubang-lubang tersebut disusun sedemikian rupa hingga menciptakan sebuah pattern yang menarik ketika dilihat dari dalam maupun luar. 

 

 

 

BREATHING SKIN MONORAIL STATION

Conceptual Design

Jakarta

Indonesia

2012

MIMOSA

ART

EXHIBITION

Conceptual Design

Banten

Indonesia

2013

Alam Sutera, Banten, Indonesia. Konsep dari Green Park Mall adalah sebuah mall yang merupakan penggabungan antara ruang komersial berbentuk pusat perbelanjaan dan ruang publik berbentuk taman yang indah.

 

Kami mencoba untuk mengajukan konsep ini karena keberadaan site yang terletak di dekat area perumahan namun tidak satupun kami temukan area terbuka hijau yang dibuat untuk para penghuni perumahan tersebut. Green Park Mall menyuguhkan sebuah mall yang bergabung secara harmonis dengan ruang terbuka hijau di dalam dan luarnya. Mall ini juga mempunyai hunian vertical diatasnya dimana hunian tersebut ditujukan bagi para mahasiswa. Dengan cara ini kami menginginkan para pengunjung berpikir bahwa Green Park Mall adalah sebuah ruang terbuka hijau yang memiliki fasilitas mall, bukan mall yang memiliki ruang terbuka hijau.

 

Principal Designer

 

Hifzani Zweardo

Elbert Chayadi

Jovita Listiani

Tatyana Kusumo

GREEN PARK MALL

Alam Sutra

Banten

Indonesia

2014

Proyek ini merupakan sebuah proyek renovasi dari Paddock yang berada di dalam lingkungan Universitas Pelita Harapan. Sebuah ruang pameran dipilih karena UPH mempunyai banyak sekali anak-anak berbakat dalam bidang seni namun tidak memiliki tempat untuk menunjukkan hasil karyanya pada saat itu.

 

Konsep dari bangunan ini adalah menciptakan sebuah bangunan yang dapat merespon sesuatu. Akhirnya, sebuah kulit yang responsive pun diciptakan. Sama seperti Mimosa (Bunga Putri Malu) yang merespon ketika di sentuh, kulit bangunan ini juga merespon sesuatu yaitu panas dan intensitas cahaya matahari. Sistem kerja dari kulit bangunan ini adalah kulit terdiri dari beberapa modul yang terpisah-pisah dan mempunyai sensor dan sistemnya masing-masing. Ketika satu bagian  dari kulit tersebut merasakan panas dan intensitas cahaya matahri, bagian tersebut akan membuka, sedangkan bagian lain akan tetap tertutup. Dengan cara ini, ruangan bisa mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya dan bangunan akan mempunyai bentuk fasad yang berbeda-beda dari pagi hingga malam hari.

 

 

Menciptakan sebuah stasiun yang unik merupakan salah satu cara untuk menarik minat warga menggunakan kendaraan umum, salah satunya TransJakarta. Continuity adalah sebuah konsep yang mempunyai tujuan untuk menciptakan sebuah kulit yang tidak memiliki batas. Dengan begitu, apabila penambahan luas stasiun dibutuhkan, perubahan kulit tidak diperluka.

 

Untuk menciptakan sebuah kulit yang unik, kulit tersebut saya bagi menjadi beberapa modul dengan ukuran 30cm x 30 cm. Kemudian, modul-modul tersebut tidak dibuat seragam melainkan memiliki 5 buah opsi bentuk. Opsi-opsi inti pun digabungkan satu persatu hingga membentuk sebuah skin yang menyerupai ombak di lautan.

CONTINUITY SKIN

TRANSJAKARTA STATION

Kebon Jeruk

West Jakarta

Indonesia

2012

Bandung adalah sebuah wadah pemuda di Indonesia. Banyak sekali industri kreatif tercipta dari tangan-tangan kreatif anak muda Bandung. Oleh karenanya, mereka membutuhkan sebuah tempat yng bisa digunakan untuk mengekspresikan jiwa muda yang ada di dalam tubuhnya. Bandung Youth Center merupakan sebuah tempat yang ditujukan untuk seluruh generasi muda di bandung

 

Bandung youth Center mempunyai 2 Buah bangunan dengan fungsi futsal dan sanggar seni. Di bagian luar, sebuah amphitheatre dibuat untuk memfasilitasi berbagai pementasan tari dan musik yang diselenggarakan oleh para remaja itu sendiri. Area-area hijau juga disediakan untuk melakukan hal-hal yang positif bagi siapapun. Dengan adanya fasilitas ruang dalam dan luar, diharapkan para remaja bandung mempunyai ruang ekspresi yang dapat digunakan sebaik mungkin sehingga tercipta sebuah generasi yang kuat, cerdas dan kreatif di masa depan.

BANDUNG 

YOUTH

CENTER

Coblong

West Java

Indonesia

2012

Buruknya kualitas bangunan-bangunan pementasan di Taman Ismail Marzuki Jakarta membuat banyak seniman kekurangan tempat untuk menyelenggarakan berbagai pementasan kesenian. Padahal, bentuk dari pementasan itu berbeda-beda sehingga membtuhkan ruang yang berbeda pula.

 

Oleh karenanya, sebuah design untuk masa depan Taman Ismail Marzuki pun diajukan. Dalam design ini, hal utama yang ingin dilakukan adalah mengundang masyarakat luar sebanyak-banyaknya untuk masuk ke dalam sehingga mereka dapat melihat kegiatan-kegiatan kesenian. Dengan cara itu diharapkan para pengunjung tersebut dapat tertarik untuk menonton sebuah pementasan atau mempelajari seni itu sendiri. Untuk mengakomodasi hal ini, beberapa akses baru pun akhirnya dibuka untuk publik.

 

Kemudian, Taman Ismail Marzuki akan mempunyai 3 bangunan pementasan seni yang dapat mengakomodasi pementasan seni yang berbeda-beda ditambah satu buah bangunan yang diperuntukkan bagi para seniman. Semua akses yang dibuat akan menuju ke satu titik yaitu amphitheatre sebagai jantung dari Taman Ismail Marzuki itu sendiri. Selain untuk pementasan seni, amphitheatre ini juga diperuntukkan bagi para mahasiswa Institut Kesenian Jakarta untuk memamerkan hasil karya yang telah mereka ciptakan.

 

REDESIGN

TAMAN ISMAIL MARZUKI

Cikini

Central Jakarta

Indonesia

2013

bottom of page